A Koala in Pilgrimage

  • Home
  • Kayla who?
  • Why Koala? What Pilgrim?
  • Pages
    • Flavors.me
    • About.me
    • Medium
Home Archive for March 2015
Sejak saya kecil, ada satu gagasan yang terus menerus terngiang dalam kepala saya, bersemayam di sana selama bertahun-tahun.

Awalnya saya merasa berdosa membiarkan otak liar ini menciptakan gagasan macam itu. Tenggelam dalam perasaan bersalah, saya diam, membiarkannya bersemayam disana, terkunci rapat dalam jeruji.

Tapi ia tetap berbicara. Tapi ia tak henti bersuara. Bisikkannya maut. Pelan, menggerogoti.

Saya penjarakan dia, tapi lupa saya kunci mulutnya.

Saya menolak mendengarkan. Saya mengelak. Saya menghindar.
Saya berpura-pura menolak mendengarkan. Saya berpura-pura mengelak. Saya berpura-pura  menghindar.

Bertahun-tahun saya membiarkan ia terus membisikkan gagasan itu pada saya, bertahun-tahun pula saya berbohong. Entah kepada siapa. Entah kepada orang-orang. Entah kepadanya. Entah kepada saya sendiri.

Tapi tidak kali ini.

Aku bukan melepaskannya. Aku bukan membebaskannya.

Tapi kini kita bersatu.

Ia adalah bagian dari diri saya, tanpa segan saya ucapkan. Tanpa segan saya nyatakan. Tidak ada lagi pura-pura.

Yang ia bisikkan selama ini adalah:
Kamu tidak perlu mensyukuri hidup. 
“Bersyukurlah karena kamu hidup, karena kamu ada di dunia ini.” 
Persetan! 
Apa kamu ingat pernah minta ke Tuhan untuk ada disini? 
Apa kamu ingat pernah minta ke Mama untuk menampungmu dalam tempat gelap itu, yang sembilan bulan kamu bersemayam di dalamnya? 
Lalu apa yang harus kamu syukuri?

Saya pegang teguh kata-katanya, kini.
Saya biarkan gagasan itu melebur, menyatu dalam diri saya.
Saya buat ia hidup dalam saya.

Saya tidak bersyukur atas hidup yang telah diberi pada saya. Saya tidak bersyukur atas nyawa yang ditiupkan pada tubuh saya.

Yang saya syukuri, adalah apa yang ada di dalam hidup itu sendiri.
Yang saya syukuri, adalah kemampuan saya menjalani semua yang terjadi.
Yang saya syukuri, adalah saya masih dipercaya oleh-Nya untuk terus berjalan di umur ini, setidaknya sampai saat ini.

Kujawab pertanyaannya.

Saya tidak mensyukuri hidup.Saya mensyukuri kehidupan.


Subscribe to: Posts ( Atom )

About Me

 photo 1500559169952_1.jpg
A bookworm, a craver of warmth. A dreamer, a (little bit) chaser. Above all, a sleep lover.

Pages

  • Beranda
  • Why Koala? What Pilgrim?
  • Whose Blog Are You Looking At?
  • ►  2018 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  May (2)
  • ▼  2015 (7)
    • ►  July (2)
    • ▼  March (1)
      • Hidup dalam Kehidupan
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (12)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2011 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  May (2)
  • ▼  2015 (7)
    • ►  July (2)
    • ▼  March (1)
      • Hidup dalam Kehidupan
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ►  2013 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (12)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2011 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
Copyright 2014 A Koala in Pilgrimage.
Designed by OddThemes