Teori Konspirasi
Hai, ada yang mengganjal di pikiran dan hati beberapa minggu terakhir ini.
Semua orang punya target. Target tersebut disusun rapi dan sistematis, dipersiapkan sebaik mungkin. Target tersebut dicapai dengan berbagai amunisi; banyak macamnya, beragam fungsinya.
Ada dalam keadaan, dimana semua orang memiliki target yang sama; ya, pada kasus ini lebih cocok dikatakan sebagai kompetisi. Kompetisi besar-besaran, dinanti semua orang, ditunggu-tunggu. Tiap-tiap pihak yang terlibat dalam kompetisi ini memiliki persiapannya masing-masing.
Ini bukan pertarungan. Ini ajang pembuktian mana yang terbaik, setiap pihak seharusnya cukup dengan dirinya dan bagaimana mereka mampu menciptakan target-target bagi diri mereka sendiri dan bagaimana pula mereka mencapainya. Aduhai, ini bukan gulat! Kompetisi ini diadakan untuk menunjukkan siapa yang terbaik, bukan menjatuhkan.
Ah, gue terlalu naif di konteks ini.
Terlampau banyak pihak yang menyeleweng. Berusaha menjatuhkan dari dalam, mencuri amunisi dan strategi pihak lain. Kejam, beringas. Mereka bahkan tak mau peduli, atau mungkin memang tidak bisa peduli. Memanipulasi keadaan, fakta, dan faktor-faktor pendukung pencapaian target pihak lain.
Ada yang pada akhirnya terlampau paranoid akan kejadian-kejadian tersebut. Dan ya, menyisakan teori konspirasi dimana-mana. Menciptakan dugaan-dugaan keji menurut perspektif sendiri terhadap pihak lain, atas dasar ketakutan dan kecurigaan. Hei, sekuat apapun dugaan, tetaplah bukan fakta.
Teori konspirasi muncul dimana-mana, di dalam tiap pihak tumbuh pihak baru, menciptakan teori-teori dan dugaan nista terhadap pihak lain, ya, karena mereka terlalu ketakutan dengan dicurinya amunisi mereka. Kemudian dengan ketakutan mereka, maka kembalilah kepada teori sebelumnya:
Mencuri strategi dan amunisi. Dan cara-cara keji lainnya, ketakutan terhadap rubuhnya pihaknya sendiri menciptakan pemikiran-pemikiran jahat untuk meruntuhkan juga pihak-pihak lainnya.
Konspirasi yang baik adalah yang tidak terungkap, maka ini menyebabkan segala pihak berupaya melakukan konspirasi yang baik dan akhirnya menimbulkan perang dingin. Membenci dari dalam, diam-diam tiap-tiap pihak menciptakan dugaan-dugaan dan akhirnya kemunafikan dimana-mana.
Cukup masuk akal.
Mereka yang memakai cara-cara nista adalah mereka yang ketakutan, dan mereka yang ketakutan adalah pengecut-pengecut bau amis yang menyadari payahnya amunisi mereka sehingga mereka perlu mencuri dari pihak lain yang dirasa lebih baik.
Konspirasi besar-besaran ini benar-benar telah terjadi, dan ini fakta.
Hai kalian semua, diluar sana, bagaimana pun juga kami sudah siap.
Tidak, kami tidak butuh cara nista.
Berperanglah diluar sana, ya, kalian semua, seluruh pihak-pihak yang terlibat. Berperanglah, bagi kami peduli setan tentang kalian.
Biarkanlah kami disini, memperkuat amunisi dan strategi kami.
Biarkan kami melalui persiapan kami dengan aman, dan berkompetisi dengan sehat.
ABOUT THE AUTHOR
Thanks for reading this post. If you are interested to read more posts in this blog, feel free to click here and there to explore more. Have a good day, mate!
0 comments:
Post a Comment