Sedikit
ringkasan: waktu berlalu amat cepat, dan kini saya telah berada di tempat lain.
Bukan tempat lain secara fisik, tapi kini saya berada di arena lain. Duh,
lagi-lagi bukan arena secara fisik! Tapi saya kini berada di keadaan yang
sepenuhnya berbeda. Mari diringkas dengan cepat.
Pada
10 April saya ujian nasional. Tidak penting.
15
April, malam prom. Cukup penting.
Cukup menyenangkan. Malam itu ada satu momen langka:
saya suka melihat saya. Saya suka semua orang malam itu. Saya menyiapkan prom bersama
Aya. Menyenangkan.
24
April, saya terbang ke Jogja. Saya cuma belajar. Tidak punya banyak teman.
Bahkan tidak ada. Tidak punya waktu. Tapi Denny berkenalan dengan saya. Bilang,
selera musik saya bagus. Sama dengan dia (jadi
sebenarnya dia memuji diri sendiri!). Lalu kita kenalan.
9
Mei, ulang tahun saya. Saya diberi versi asli karya Denny yang selalu saya puji. Katanya, hadiah. Terima kasih Denny! Kini ada di dinding
kamar. Bakal terus ada.
16
Mei, SBMPTN. Ya, mencekam. Mengerikan. Pulang-pulang
cuma bisa lemas. Mau gimana lagi? Matematika cuma jawab 3.
21 Mei, Ujian tulis UGM. Ya, mencekam. Mengerikan. Pulang-pulang cuma bisa lemas. Mau gimana lagi? Matematika cuma jawab 6.
Lalu saya lupa semua tanggal, yang
jelas saya terbang ke Jakarta untuk tes STAN, lalu tinggal di Bogor, lama
sekali, sampai lebaran. Bertemu sahabat dan teman-teman lama. Tidak tahu masih
sahabat atau bukan. Buat saya sih masih.
Mungkin tidak lagi buat mereka. Tapi peduli setan. Bertemu mantan pacar juga,
haha! Eh, dia bilang dia suka lagi sama saya. Ya, biasa saja. Wong saya tidak suka. Dulu padahal dia
yang bilang putus--kata orang hidup itu roda. Tapi salah satu sahabat tidak
setuju. Lha, tidak ada yang perlu disetujui atau ditidaksetujui. Kayak mau kawin saja. Biasa saja.
Lalu tiba-tiba kangen Jogja.
Lalu, rentetan pengumuman. Hari
pertama, diterima di Padjadjaran. Saya kira bakal kuliah di Jatinangor. Ah,
setelah berpikir: tidak mau! Nanti jelek sendiri. Malu. Hari ketiga, diterima
di STAN. Hari keempat, situs UGM ngadat. Biasa saja. Saya pikir tidak akan
diterima. Jadi diam saja. Berusaha berkali-kali buka, tidak bisa juga. Ya,
sudah. Jadi saya tidur. Baru buka hari kelima. Hore! Diterima juga!
Saya terbang ke Jogja. Ya, pilih
UGM. Diomeli beberapa orang karena tidak pilih STAN. Dihujat beberapa orang,
katanya saya merebut rezeki orang. Biasa saja. Tidak minta mereka bayar uang
pendaftaran. Jadi saya cuma he-he, he-he. Semua jadi mudah kalau ditertawakan.
Walau ditertawakan itu tidak enak. Aduh, ngablu.
Balik lagi; saya terbang ke Jogja.
Satu bulan lebih di Jogja. Mumpung
belum masuk, main-main terus. Banyak nongkrong. Banyak teman-teman baik.
Dan di sinilah saya.
Terus apa?
Ya, tidak ada. Nanti lagi, ya, kita
cerita-cerita. Ini saya tulis malam-malam, ngantuk. Yang jelas, sekarang saya
sudah kuliah. Kuliah! Jadi anak Jogja. Jadi anak UGM. Jadi anak FISIPOL. Jadi
anak HI. Asyik!
Sleman, 2 September 2017.
ABOUT THE AUTHOR
Thanks for reading this post. If you are interested to read more posts in this blog, feel free to click here and there to explore more. Have a good day, mate!
Thought you've abandon the blog, kay.
ReplyDeletealmost, thou
Delete