A Koala in Pilgrimage

  • Home
  • Kayla who?
  • Why Koala? What Pilgrim?
  • Pages
    • Flavors.me
    • About.me
    • Medium
Home Archive for February 2013
Jadi, makan malam gue malam ini menunya adalah ikan lele. Gue, adek, nenek, gue makan ikan lele , sedangkan datuk gue makan ayam. Dan gue terpikir untuk ngepost hal ini.

Datuk benci lele. Beliau lebih memilih untuk tidak makan selama seminggu dibanding harus makan lele. Kenapa?

Jadi gini. Dulu, waktu Datuk masih tinggal di Balikpapan, WC nya mampet. Akhirnya, beliau manggil tukang untuk membongkar bagian pembuangan tinja dibawah rumah. Hasilnya?

PETERNAKAN LELE.

Ya, lele berkubangan disana. Katanya banyaaakk banget. Terus, disana ada limbah manusia yang banyak, bercampur aduk. Seluruh Lele disitu, dipiara dan diberi makan tinja selama ini tanpa sepengetahuan penghuni rumah. 

Semenjak itu, Datuk illfeel sama lele. Beliau telah disakiti dan dikhianati oleh Lele. Sisi buruk lele terkuak saat itu. Datuk memang tidak mencintai lele apa adanya.

Sekarang, buktikan apakah kalian akan sama dengan Datuk. Lele memang jorok, coy. Tapi taugak, Lele menyimpan nutrisi yang banyak! 





ini lele
emang menggelikan

ini habitatnya


iya, emang agak jijik

iya, kehidupan lele memang menjijikkan. Tapi, semua hal punya kekurangan dan kelebihan. Jika Lele adalah hewan jorok, dia bernutrisi dan gurih rasanya. Kan lagian kalo dimasak juga jadi bersih. 

Intinya, tergantung selera masing masing. sekian



Pernah denger kalimat "Daun yang Jatuh Pun Telah Diatur Oleh Nya" ? 
Kini, aku,kami, tau semua itu, telah mempelajari semua itu. 
Tidak, aku,kami tidak percaya kata Jika 
Tidak juga pada seandainya 
Beribu kalipun kata itu terucap,  
Tetap saja, terang saja, 
Tidak Merubah Apa-Apa

Ah, kita kan keluarga, berjanjilah untuk melewatinya bersama. 

Tuhan telah cukup memberi amat-banyak pesan tersirat di dalam kisah ini. Dalam keluarga besar ini, aku percaya, kisah fiksi kalah seru. Aku tidak butuh naga, tidak butuh racun, tidak butuh sihir. 'Mereka' si antagonis dalam kisah ini lebih seram dari naga; segala problema yang datang tiap waktu lebih memabukkan dibanding racun; dan bagaimana kita melewati ini semua bersama, lebih ajaib dari sihir.

Nyatanya, secara teknis, siapapun bisa saling salah menyalahkan. Tiap-tiap bagian dari kita bisa saja disalahkan; atau menyalahkan. Bahkan aku, bisa saja menyalahkan kalian semua. Tapi mungkin kalian lebih bisa menyalahkanku.

Tapi tidak, teori kita adalah teori kebersamaan. Ini adalah masalah yang tumbuh bersama; dan kita berusaha percaya bahwa siapapun yang salah dan apa yang ia hasilkan, itu sudah jalan dari yang Maha Kuasa. Itu sudah kehendak Tuhan, hanya saja Tuhan memilih perantara masalah tersebut.

Jujur, kalau ibarat masakan, mungkin rasanya seperti kue bolu coklat susu yang dicampur jahe, kunyit, cabe, merica, pepperoni, oregano, fla, kismis, pandan, timun, sirih, dan garam. Yap, random.

Kecewa. Ya, aku merasakannya, amat merasakannya. Begitupun kalian. Seperti ketika kalian membangun piramida dari botol, lalu ambil satu botol dibagian dasar, lihat kelanjutannya. Ya, runtuh.

Kesal. Tidak, ini bagian yang terlalu tidak perlu disebut.

Patah Hati. Ini bukan kasus untuk cinta saja. Patah hati kan bisa karena yang lain juga. Seperti php. Ya, Pemberi Harapan Palsu. Sebenarnya, tidak ada memberi harapan palsu tersebut. Kita berharap bersama, dan hancur bersama.

Jujur saja, aku bahkan pernah berpikir untuk merubah nama, melapor ke catatan sipil, me-revisi akte kelahiran, keluar dari sekolah dan mencari yang baru, keluar kota, dan memulai hidup baru. Ah tidak, aku sedang bukan dalam mimpi, tauk.

Tapi kita sedang dalam keadaan bersama. Suka tidak suka. Eh, tidak. Aku merasa kita semua melewatinya dengan suka. Suka untuk terus bersama, dan menyelipkan rasa duka dalam-dalam.

Masalah adalah pendewasaan. Dan Tuhan memilih kita semua untuk mendapatkan kesempatan itu. Selamat, kawan. Kita dalam satu kesatuan :) 

Specially, for Catalyst. 
Subscribe to: Posts ( Atom )

About Me

 photo 1500559169952_1.jpg
A bookworm, a craver of warmth. A dreamer, a (little bit) chaser. Above all, a sleep lover.

Pages

  • Beranda
  • Why Koala? What Pilgrim?
  • Whose Blog Are You Looking At?
  • ►  2018 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  May (2)
  • ►  2015 (7)
    • ►  July (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2013 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (12)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ▼  February (2)
      • Datuk dan Ikan Lele
      • Mungkin Sudah Jalannya
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2011 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
Powered by Blogger.

Blog Archive

  • ►  2018 (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2016 (2)
    • ►  May (2)
  • ►  2015 (7)
    • ►  July (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  February (1)
  • ▼  2013 (33)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (12)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ▼  February (2)
      • Datuk dan Ikan Lele
      • Mungkin Sudah Jalannya
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (3)
    • ►  November (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
  • ►  2011 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
Copyright 2014 A Koala in Pilgrimage.
Designed by OddThemes