Mungkin Sudah Jalannya

Pernah denger kalimat "Daun yang Jatuh Pun Telah Diatur Oleh Nya" ? 
Kini, aku,kami, tau semua itu, telah mempelajari semua itu. 
Tidak, aku,kami tidak percaya kata Jika 
Tidak juga pada seandainya 
Beribu kalipun kata itu terucap,  
Tetap saja, terang saja, 
Tidak Merubah Apa-Apa

Ah, kita kan keluarga, berjanjilah untuk melewatinya bersama. 

Tuhan telah cukup memberi amat-banyak pesan tersirat di dalam kisah ini. Dalam keluarga besar ini, aku percaya, kisah fiksi kalah seru. Aku tidak butuh naga, tidak butuh racun, tidak butuh sihir. 'Mereka' si antagonis dalam kisah ini lebih seram dari naga; segala problema yang datang tiap waktu lebih memabukkan dibanding racun; dan bagaimana kita melewati ini semua bersama, lebih ajaib dari sihir.

Nyatanya, secara teknis, siapapun bisa saling salah menyalahkan. Tiap-tiap bagian dari kita bisa saja disalahkan; atau menyalahkan. Bahkan aku, bisa saja menyalahkan kalian semua. Tapi mungkin kalian lebih bisa menyalahkanku.

Tapi tidak, teori kita adalah teori kebersamaan. Ini adalah masalah yang tumbuh bersama; dan kita berusaha percaya bahwa siapapun yang salah dan apa yang ia hasilkan, itu sudah jalan dari yang Maha Kuasa. Itu sudah kehendak Tuhan, hanya saja Tuhan memilih perantara masalah tersebut.

Jujur, kalau ibarat masakan, mungkin rasanya seperti kue bolu coklat susu yang dicampur jahe, kunyit, cabe, merica, pepperoni, oregano, fla, kismis, pandan, timun, sirih, dan garam. Yap, random.

Kecewa. Ya, aku merasakannya, amat merasakannya. Begitupun kalian. Seperti ketika kalian membangun piramida dari botol, lalu ambil satu botol dibagian dasar, lihat kelanjutannya. Ya, runtuh.

Kesal. Tidak, ini bagian yang terlalu tidak perlu disebut.

Patah Hati. Ini bukan kasus untuk cinta saja. Patah hati kan bisa karena yang lain juga. Seperti php. Ya, Pemberi Harapan Palsu. Sebenarnya, tidak ada memberi harapan palsu tersebut. Kita berharap bersama, dan hancur bersama.

Jujur saja, aku bahkan pernah berpikir untuk merubah nama, melapor ke catatan sipil, me-revisi akte kelahiran, keluar dari sekolah dan mencari yang baru, keluar kota, dan memulai hidup baru. Ah tidak, aku sedang bukan dalam mimpi, tauk.

Tapi kita sedang dalam keadaan bersama. Suka tidak suka. Eh, tidak. Aku merasa kita semua melewatinya dengan suka. Suka untuk terus bersama, dan menyelipkan rasa duka dalam-dalam.

Masalah adalah pendewasaan. Dan Tuhan memilih kita semua untuk mendapatkan kesempatan itu. Selamat, kawan. Kita dalam satu kesatuan :) 

Specially, for Catalyst. 

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Thanks for reading this post. If you are interested to read more posts in this blog, feel free to click here and there to explore more. Have a good day, mate!

2 comments: